Minggu, 31 Maret 2013

Bahan dan Jasa Rujukan (Referensi)


BAHAN DAN JASA RUJUKAN
Apa yang dimaksud:
  1. Referensi
  2. Koleksi Referensi
  3. Pelayanan Referensi
  4. Pustakawanan Referensi
  5. Jasa referral
  6. Jasa pinjam antar perpustakaan


    • Secara bahasa  referensi dapat diartikan sebagai rujukan.

    • Koleksi referensi adalah koleksi yang memberikan penjelasan tentang informasi tertentu. Informasi ini bersifat menyeluruh  dalam lingkupnya; uraiannya padat, fungsinya memudahkan penemuan informasi dengan cepat, tepat dan benar. Koleksi referensi disusun dengan system tertentu: system alfabetis ( kamus, ensiklopedi), system kronologis ( ikhtisar), system table ( statistic), system wilayah ( atlas, peta ), dan system golongan-golongan ( bibliografi, handbook, almanak)

    • Pelayanan referensi adalah sebuah layanan dimana sumber-sumber referensi terseleksi disediakan oleh perpustakaan dimana pemakai dapat melihat dan bila perlu melalui bantuan pustakawan.

    •  Pelayanan referensi merupakan layanan yang disediakan oleh perpustakaan rujukan yang meliputi koleksi, fasilitas dan staf rujukan baik staf klerikal.

    • Pelayanan referensi yaitu sebuah istilah yang lebih sempit dari pelayanan perpustakaan dan pelayanan pemakai.

    • Pelayanan referensi pada dasarnya berarti menjawab pertanyaan yang diajukan oleh  pemakai dan memberikan informasi kepada mereka

    • Pustakawan referensi adalah penghubung antara pencari informasi dan sumber referensi (khususnya internet)

    • Pustakawan referensi adalah pustakawan yang bertugas membimbing dan mengarahkan pencari informasi guna membantu mereka dalam mencari informasi yang mereka butuhkan, salah satunya melalui internet.  

    • Jasa pinjam antar perpustakaan yaitu Bentuk kerjasama yang dilakukan karena pengguna perpustakaan lain tidak boleh meminjam koleksi perpustakaan lain. Sebagai gantinya maka perpustakaannya yang meminjamkan buku dari perpustakaan lain kemudian perpustakaan perpustakaan tersebut meminjamkan kepada pemakainya. Yang bertanggungjawab terhadap peminjaman buku tersebut adalah perpustakaan yang meminjam.

    • Jasa referal adalah jasa yang menyediakan rujukan untuk suatu bidang tertentu bagi ahli yang memerlukannya.

Daftar pustaka
Abdul, manar. 2009. Libria. Perpustakaan program pascasarjana IAIN Ar-Raniry : Banda Aceh
Jonner, Hasugian. 2009. Dasar-dasar ilmu perpustakaan dan informasi. USU Press: Medan
Sulistyo, basuki. 1993. Pengantar Ilmu perpustakaan. Gramedia: Jakarta




Promosi Perpustakaan


PROMOSI DALAM BENTUK KEGIATAN PERPUSTAKAAN
      Pameran
      ceramah/seminar
      Berceritera
      Lomba-lomba
      Kuis sayembara
      Bazar/pasar murah
      Pertemuan khusus pemerhati perpustakaan
Pameran Perpustakaan
Pameran merupakan kegiatan yang menampilkan apa yang dimiliki oleh perpustakaan dan apa yang dilayankan oleh perpustakaan
Tujuan perpustakaan
  1. Untuk menarik perhatian pengguna atau calon pengguna
  2. Untuk menunjukkan layanan atau apapun yang dimiliki.
Perencanaan sebelum melakukan kegiatan pameran
  1. Dari mana gagasan & tema pameran
  2. Kapan & dimana pameran akan diadakan
  3. Apa yang akan dipamerkan
  4. Perlengkapan apa yang diperlukan
  5. Siapa yang bertanggung jawab
  6. Bagaimana mempublikasikannya
  7. Biaya pameran
  8. Siapa pejabat/tokoh yang secara resmi akan membuka pameran
  9. Kegiatan lain saat pameran berlangsung
       
Ceramah & seminar
      Ceramah adalah suatu kegiatan dimana ada satu atau beberapa orang yang berbicara didepan sejumlah peserta pada suatu waktu dan tempat tertentu mengenai suatu tema tertentu.
      Materi ceramah yang diberikan dalam seminar diperpustakaan yaitu
  1. kemampuan teknis menggunakan perpustakaan
  2. Kemampuan memanfaatkan buku
·         Ceramah mengenai perpustakaan dapat disampaikan melalui
  1. Ceramah dalam seminar untuk pengguna
  2. Ceramah dalam masa orientasi mahasiswa atau siswa baru
  3. Ceramah dalam bentuk kuliah dan pelajaran





Psikologi Pengguna

BAB I
PENDAHULUAN
            Perpustakaan mempunyai peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Di dalam lingkungan perguruan tinggi, perpustakaan merupakan jantung dari perguruan tinggi tersebut. Maju atau tidaknya suatu perguruan tinggi ditentukan oleh maju atau tidaknya keberadaan perpustakaan yang dimiliki perguruan tinggi tersebut. Perpustakaan merupakan sarana utama dalam menunjang kelengkapann sarana pendidikan yang dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat.
            Dalam Undang-Undang Perpustakaan  tahun 2007 disebutkan bahwa perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, dan/atau karya rekam secara professional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian informasi, dan rekreasi para pemustaka. Koleksi perpustakaan adalah semua informasi dalam bentuk karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam dalam berbagai media yang mempunyai nilai pendidikan, yang dihimpun, diolah, dan dilayankan.
            Perpustakaan tidaklah berada di awang-awang, perpustakaan berada di tengah masyarakat serta dipelihara dan dikembangkan oleh masyarakat. Maka sudah sepatutnya perpustakaan memberikan jasa untuk masyarakat khususnya masyarakat pemakai (Basuki, 1991:127). Hal ini menunjukkan bahwa perpustakaan berusaha memberikan layanan yang semaksimal mungkin bagi pemustaka. Produktivitas  pustakawan adalah bagian yang paling menentukan hasil pekerjaan. Dilihat dari segi psikologi, produktivitas adalah tingkah laku, produktivitas menunjukkan tingkah laku sebagai keluaran dari suatu proses  berbagai macam komponen kejiwaan yang melatarbelakanginya. Produktivitas seseorang merupakan fungsi dari kepribadian dan lingkungannya. Untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan, yang penting  adalah adanya kecocokan makna kerja pustakawan dengan perlakuan perpustakaan. psikologi pelayanan atau pemakai dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia dalam proses interaksi kerja di pusat-pusat jasa layanan, yaitu antara pelanggan/pegawai dan petugas/pegawai/karyawan (Qalyubi, dkk., 2007:241).


Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja pustakawan
Menurut hasil pengamatan, faktor-faktor keinginan para pekerja bukan hanya imbalan yang besar saja tetapi ada faktor-faktor lain. Ada 10 faktor yang sangat diinginkan oleh  pekerja yaitu:
1.      Pekerjaan yang menarik
Biasanya apabila seseorang mengerjakan suatu pekerjaan dengan senang atau menarik bagi dirinya maka hasil pekerjaannya akan lebih memuaskan dari pada mengerjakan pekerjaan yang tidak disenangi. Jadi seorang pustakawan seharusnya menyenangi apa yang ia kerjakan diperpustakaan. Tentu dengan begitu pustakawan akan lebih ramah dan lebih perhatian kepada kebutuhan pengguna yang datang mengunjungi perpustakaan. Jadi rasa senang dengan suatu pekerjaan juga merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan mutu dari hasil produksi kerja.

2.      Upah yang baik
 Pada dasarnya seseorang yang bekerja, menghasilkan imbalan yang sesuai dengan jenis  pekerjaannya. Karena adanya upah yang sesuai dengan pekerjaannya, maka akan timbul rasa gairah kerja yang baik. Dengan terpenuhinya upah yang baik dengan kata lain upah yang tak ditangguh-tangguhkan oleh pimpinan, maka rasa kecukupan untuk memenuhi kebutuhan hidup-baik bagi dirinya sendiri maupun bagi keluarganya. Sehingga ada rasa timbal balik yang selaras.
Dilihat dari tugas dan tanggung jawab pustakawan, Hermawan dan Zen mengelompokkan pustakawan menjadi tiga kelompok yaitu pustakawan ahli, pustakawan terampil, pustakawan penunjang.[1]  pustakawan yang memegang jabatan fungsional yang menunjukkan kedudukan atas tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam melaksanakan tugas. Menurut Menteri Pendayagunaan dan Aparatur Negara No.132/ MENPAN/12/2002 (2000:5) “Jabatan  fungsional pustakawan adalah jabatan karir yang hanya dapat diduduki oleh seorang yang telah berstatus Pegawai Negeri Sipil”. Sedangkan berdasarkan (KEPRES/No.87/1999) Jabatan fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan keterampilan tertentu secara mandiri”. Keputusan Menpan No. 33 Tahun 1988 menyebutkan bahwa tugas pokok pejabat pustakawan meliputi pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi bahan pustaka/ sumber informasi,  pemasyarakatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi serta pengkajian pengembangan perpustakaan, dokumentasi dan informasi.[2]

3.      Keamanan dan perlindungan dalam pekerjaan
Biasanya dalam melakukan suatu pekerjaan kita merasakan suatu kekuatiran bila kita gagal dalam melaksanakannya, karenanya kita harus selalu berhati-hati. Tetapi bila melakukan pekerjaan itu terlampau hati-hati, maka akibatnya akan sama bila kita tidak berhati-hati. Yang dimaksud keamanan dan perlindungan dalam bekerja itu, bekerja pada pekerjaan yang memerlukan perlindungan tubuh, ataupun juga memberikan training/ pelatihan-pelatihan lebih mendalam tentang perpustakaan dan layanan yang disediakan. Seperti pelatihan penggunaan OPAC/katalog online. Jadi dengan terpenuhinya jaminan atas pekerjaan maka tidak akan ada lagi perasaan ragu dalam bekerja

4.      Penghayatan atas maksud dan makna pekerjaan
Yang dimaksud penghayatan atas maksud dan makna pekerjaan adalah bila seseorang pustakawan tetap telah tahu kegunaan dari pekerjaannya bagi pengguna perpustakaan dan juga tahu betapa pentingnya pekerjaan dia, maka dalam mengerjakan pekerjaannya, pustakawan akan lebih meningkatkan produktivitas kerjanya dalam melayani pengguna. Contoh penggunaan informasi secara apatis: pemustaka langsung menggunakan informasi yang telah mereka dapatkan tanpa perduli benar atau tidaknya informasi tersebut. Jadi pustakawan harus menjelaskan pada pengguna secara baik dengan pengetahuan yang dimiliki.


5.      Lingkungan atau suasana perpustakaan yang baik
Lingkungan perpustakaan yang baik akan membawa pengaruh  yang baik bagi segala pihak, baik pustakawan, pimpinan maupun pengguna perpustakaan. Misalkan, pustakawan seharusnya bekerja ditempat yang tenang tapi lingkungan bekerjanya didekat pabrik yang menimbulkan kebisingan , maka mungkin hasil yang baik itu tidak dapat dicapai. Jadi jelaslah, penyesuaian atas suasana lingkungan kerja sangat berpengaruh.

6.      Promosi dan perkembangan diri pustakawan sejalan dengan citra perpustakaan
Seorang pustakawan akan bangga bila perpustakaanya mengalami kemajuan yang pesat, apalagi sampai terkenal di mata masyarakat. Hal ini akan mengangkat derajat kebanggaan pada pustakawan. Timbulnya rasa bangga itu merupakan keuntungan bagi perpustakaan , karena secara langsung atau tidak, pustakawan membawa promosi perpustakaan dan menjaga citra perpustakaan agar tetap baik di mata masyarakat. Untuk itulah , maka para pimpinan harus tahu menghargai perasaan pustakawan agar tetap menjaga citra baik didalam perpustakaan atau diluar perpustakaan.

7.      Pengertian dan simpati atas persoalan-persoalan pribadi
Seorang pemimpin yang bijaksana akan memperhatikan bawahannya sampai pada urusan pribadinya. Dengan demikian pustakawan merasakan bahwa dirinya diberi perhatian besar oleh pimpinannya. Hal ini mendorong motivasi pekerja untuk bekerja lebih giat lagi melalui pendekatan secara kekeluargaan.

8.      Kesetiaan pimpinan pada pekerja ( pustakawan)
Kesetiaan pimpinan pada pustakawan merupakan dasar rasa kepercayaan  pustakawan terhadap perpustakaan dimana ia bekerja. Kesetiaan pimpinan ini merupakan juga suatu wibawa dari perusahaan, karena bila pimpinan hanya mengobral janji-janji akan melakukan sesuatu, tetapi kenyataannya tidak, maka hal ini akan menimbulkan suatu rasa yang tak baik dalam diri pustakawan.

9.      Disiplin kerja yang keras
Kita sebagai manusia biasanya mempunyai sifat ego yang tinggi , antara lain tak ingin dikekang oleh suatu peraturan atau  tata tertib yang ketat. Demikian pula dengan pustakawan, biasanya mereka enggan akan disiplin kerja yang keras  dari perpustakaan dimana ia bekerja.









DAFTAR PUSTAKA
Pandji, anoraga. 2005. Psikologi kerja. Rineka cipta: jakarta
Agus, Sujanto. 2004. Psikologi Umum. Bumi Aksara: Jakarta
Harmaini, Pembinaan Karier di Lingkungan Pegawai Negeri Sipil Melalui Jalur Fungsional Pustakawan: Sekilas Pemikiran Mengenai Kendala dan Imbalan, (Jakarta, 1995), Mangkunegara, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia, (Bandung: Defika Aditama, 2006) ha



[1] Hermawan dkk, Etika Kepustakawanan: Suatu Pendekatan Terhadap Kode Etik Pustakawan Indonesia, (Jakarta: Sagung Seto, 2006), hal 19
[2]  Blasius Sudarsono, Antologi Kepustakawanan Indonesia, (Jakarta: Ikatan Pustakawan Indonesia, 2006), hal. 416